Top 3 Aplikasi Journaling Digital untuk Tingkatkan Produktivitas dan Kesehatan Mental


Journaling telah lama dikenal sebagai cara efektif untuk meningkatkan produktivitas, mengelola stres, dan meningkatkan kesehatan mental. Journaling secara tradisional biasanya menggunakan kertas dan pena.Seiring perkembangan teknologi, journal juga kini tersedia versi digital. Banyak orang beralih ke aplikasi journaling digital, selain karena alasan keamanan privasi, journal digital juga lebih mudah dibawa dan fleksibel.

Di artikel ini, aku akan membahas tiga aplikasi journaling digital terbaik berdasarkan pengalaman pribadiku.

Berikut adalah beberapa rekomendasi jurnal digital yang bisa kamu coba untuk memulai journaling:

1. Day One: Simpel namun Powerful

Image source: Dayone.com

Day One sudah lama menjadi aplikasi journaling digital yang cukup populer di kalangan journaling enthusiast. Aku pertama kali tau tentang Day One dari Youtube-nya Ali Abdaal yang bahas tentang journaling. Secara pribadi, aku suka banget sama aplikasi ini dan sangat merekomendasikannya untuk kamu yang baru memulai journaling.

Day One menawarkan tampilan antarmuka yang bersih, intuitif, dan sederhana. Tampilan Day One membantu pengguna untuk fokus pada hal yang paling penting, yaitu menulis.

Baca juga: Perbedaan Journaling dan Diary


Beberapa fitur unggulan Day One meliputi:

  • Enkripsi end-to-end untuk keamanan data
  • Dukungan multimedia (foto, video, dan audio)
  • Sinkronisasi otomatis antar perangkat
  • Fitur tag, entri kalender, dan penamaan jurnal memudahkan pencarian
  • Fitur untuk menggambar

Day One menawarkan versi gratis dan berbayar. Fitur Day One gratis hanya memungkinkan untuk mengunggah satu foto dalam satu entri journal. Sedangkan fitur video dan audio hanya dapat dinikmati jika berlangganan premium. Day One juga menyediakan prompt untuk membantu kamu mulai menulis.

Meskipun beberapa fitur lanjutan memerlukan langganan berbayar, versi gratis Day One sudah cukup untuk memulai journaling. Tidak ada tampilan iklan yang mengganggu sehingga memudahkan pengguna untuk fokus dengan kegiatan journaling.

Kekurangan dari Day One versi gratis adalah journal kita hanya dapat diakses di satu perangkat saja. Meskipun demikian, kita masih dapat mengakses journal digital kita melalui website Day One.



2. Daylio: Bullet Journal Versi Digital


Image source: Choosingtherapy.com

Kamu suka bullet journaling? atau lagi mau membangun habit baru dengan nge-tracking aktivitas sehari-hari? Daylio adalah pilihan yang cocok untukmu.

Alasan pertama kali aku instal Daylio adalah karena aku butuh tools untuk tracking mood dan habit-ku. Karena memakai bullet journal konvesional lumayan ribet, lama, dan sangat tidak efisien untuk aku yang tidak estetik, Daylio ini beneran ngebantu banget.

Baca juga: Lebih Mindful dengan Journaling


Fitur-fitur menarik Daylio termasuk:

  • Skala mood lima poin yang mudah digunakan
  • Opsi untuk menambahkan aktivitas kustom
  • Visualisasi data mood dan aktivitas dalam bentuk grafik
  • Tampilan entri kronologis mirip thread twitter yang nyaman dan mudah digunakan
  • Fitur "Year in Pixels" memberikan gambaran mood kita selama setahun


Daylio menawarkan banyak fitur gratis, namun beberapa fitur lanjutan seperti tracking target harian dan year in pixel memerlukan langganan premium. Meski begitu, fitur gratis dari Daylio sudah cukup memadai untuk digunakan apabila kamu tidak ingin berlangganan.

Apabila kamu sedang ingin mengetahui pola emosi dan kebiasaan sehari-hari, aku sangat merekomendasikan kamu untuk menggunakan Daylio. Kombinasi unik antara journaling, mood tracking, dan habit tracking membuat Daylio menjadi pilihan tepat bagi kamu yang ingin lebih memahami diri sendiri.

 

3. Notion: All in One Notion


Image source: Notion.com


Notion is a game changer!

Berbeda dengan dua aplikasi sebelumnya, Notion bukan aplikasi yang khusus untuk journaling. Namun, fleksibilitasnya yang luar biasa memungkinkan kita untuk membuat sistem journaling yang sepenuhnya disesuaikan dengan kebutuhan.

Awal aku pakai notion adalah karena aku merasa riweuh sendiri dengan banyak aplikasi. Aku menggunakan journal untuk evaluasi dan membuat perencanaan sehari-hari. Oleh karena itu, aku merasa butuh tools yang bisa dipakai journaling sekaligus nge-convert ide-ide yang muncul ketika aku nge-journal menjadi weekly planner dan to-do-list harian. Notion benar-benar memudahkan hidup aku banget karena semuanya bisa dilakukan di Notion. Dari mulai journaling, budget tracking, sampai content planning semuanya bisa dilakukan cukup dengan satu aplikasi aja.

Beberapa kelebihan menggunakan Notion untuk journaling meliputi:

  • Kemampuan kustomisasi yang hampir tak terbatas
  • Integrasi dengan catatan, tugas, dan proyek lain
  • Memungkinkan kita untuk upload foto dan
  • Fitur pencarian yang canggih

Meskipun Notion sangat fleksibel, fitur-fitur di aplikasi ini lumayan rumit untuk pemula sehingga memerlukan pembelajaran dan adaptasi diawal.

Kekurangan Notion untuk journaling adalah notion membuat kita mudah terdistraksi dan mengalihkan kita dari tujuan utama journaling. Misal, ketika kita membuat halaman baru, maka Notion akan menawarkan fitur template yang menarik sehingga mengalihkan fokus kita. Yang awalnya cuma mau nulis journal doang, malah jadi keasikan milih template dan berujung tidak menulis sama sekali.

 

Memilih Aplikasi Journaling yang Tepat 

Setiap aplikasi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Day One mungkin cocok untuk Anda yang menginginkan pengalaman journaling yang sederhana namun kaya fitur. Daylio bisa menjadi pilihan tepat jika Anda tertarik untuk melacak mood dan aktivitas sehari-hari. Sementara itu, Notion mungkin menarik bagi Anda yang menginginkan fleksibilitas maksimal dalam menyusun sistem journaling sendiri.

Pada akhirnya, aplikasi terbaik adalah yang sesuai kebutuhan dan dapat kamu gunakan secara konsisten. Jangan ragu untuk mencoba ketiga aplikasi ini dan temukan mana yang paling sesuai dengan gaya dan kebutuhanmu. Ingat, journaling bukan tentang kesempurnaan, tapi tentang konsistensi dan refleksi diri.

Selamat journaling!

20 komentar

  1. Dengan semakin banyaknya aplikasi gidital khusus untuk journaling diharapkan semakin menekan angka stress ya kan. Atau jangan2 malah sebaliknya, karena tau angka stress makin banyak makanya sampe tercipta aplikasi2 itu.
    Jadi inget remote job yang suka nongol di beranda medsos, digaji untuk dengerin curhat orang..
    Hmmm...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya memang karena banyak yang membutuhkan kak makanya makin dikembangin. Apalagi sekarang orang-orang selalu pakai gadget kemana-mana jadi lebih praktis.

      Hapus
    2. Serius Kak Uci, ada job dengerin curhat orang dan dibayar? Maulah. Hehe.

      Hapus
  2. Aku suka topik journaling, lebih tepatnya suka ngeliatnya, terutama bullet journaling, lama2 buat pingin ngejurnal juga. Tapi setelah bolak-balik mencoba, ternyata aku bukan tipe yang konsisten ngejurnal. Udah beli jurnalnya, dan sebagian pernah-perniknya padahal. Paling yang keisi hanya sampai sepekan, gitu aja terus....Subhanallah

    Apakah kalau pakai tipe jurnaling digital, aku bisa lebih konsisten? 😅

    Kalau dirimu pakai aplikasi yg mana Cha?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau saat ini aku lebih suka nge-jurnal pakai buku kak. Lebih terapeutik gitu. Kalau aplikasi aku pakai juga tapi udah gak terlalu sering. Sejauh ini aku paling suka pakai notion karena bisa sekalian buat action plan dan ada fitur reminder-nya juga.

      Hapus
  3. Baru nyobain Notion aja nih, sebelumnya sering pake Apps to Do yang memudahkan pekerjaan dan daily activity kita.

    BalasHapus
  4. Aku suka bgt journaling tp jujur kalo kecoret ga rapih suka kesel dan pasti aku robek buat yg baru. Alhasil perkara perfeksionis jd jarang bs journaling lagi. Pdhal niatnya bs Istiqomah. Kalo ada app gini kan mantap bs mudah catat mencatat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tipe yang perfeksionis ya kak. Aku malah klo journal sekarang suka yang berantakan. Semakin kacau perasaan semakin belepotan dah tuh journal aku coretin.

      Hapus
  5. Aku lebih suka ngejurnal pakai buku. Pernah beli dan isi buku jurnal yang sudah ada poin-poinnya. Sekarang suka beli buku kosong dan tak bergaris. Suka.

    BalasHapus
  6. sejauh ini yang kubuat jurnal nya masih seputar resep dan seluk beluknya biar gak lupa.
    ternyata diri ini perlu juga

    BalasHapus
  7. Menarik Nafilah.
    Walaupun aku bukan journaling person, tapi tau kalau ada aplikasi-aplikasi yang bantu produktivitas tuh asik lho. Jadi bisa saranin ke orang yang perlu. Thank you for sharing, yak.

    BalasHapus
  8. Belum pernah coba yang Day One. Coba ahhhh

    BalasHapus
  9. Tim beli buku jurnal dan sejenisnya, tapi enggak dipakai sampai habis terus hilang angkat tangan? Aku! Aku! Aku! Kan, malah curhat. 😭

    BalasHapus
  10. Kayaknya cocok juga untuk emak² gini, ya, Kak. Tersimpan dalam aatu aplikasi, rencana liburan, keuangan, impian². Hehe.

    BalasHapus
  11. DayOne & Daylio ada di playstore kah? Kebetulan lagi mau merapikan aktivitas yang super padat nih

    BalasHapus
  12. wuah thankyou, berguna banget ini utk kasi ke klien karena memang ada terapi journalling pada beberapa kasus kesehatan mental.

    BalasHapus
  13. bagus ini, makasi ya soalnya perlu banget utk kasi referensi ke klien karena ada beberapa kasus kesehatan mental bisa diterapkan journalling therapy.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga membantu kak. Mau dong sesekali ngobrolin terkait kesehatan mental bareng kak Dhilla.

      Hapus
  14. Wah aku baru aja mulai ngejurnal lagi. Tapi selama ini selalu pakai buku belum pernah pakai aplikasi. Kalau aplikasi paling pakai google keep untuk catatan-catatan singkat.

    Makasih infonya ya nafila. Ntar kalau udah konsisten ngejurnal di buku, mau coba pakai aplikasi juga.

    BalasHapus
  15. Aku juga pakai Notion untuk journaling. Another option bisa gak terdistrak dengan kerjaan yg juga ada di Notion: buat akun notion khusus journaling wkwkwk

    BalasHapus