The Best Fluffy Pancakes recipe you will fall in love with. Full of tips and tricks to help you make the best pancakes.

Lebih Mindful dengan Journaling

Lebih Mindful dengan Journaling

Siapa yang jadi semakin suka mengeluh di pertengahan umur dua puluh? Saya. lol. Well, akhir-akhir ini aku menyadari bahwa intensitas mengeluhku soal hidup semakin meningkat. Dari masalah pekerjaan, penampilan, percintaan, sampai perintilan pun dikeluhkan. Terlebih ketika load pekerjaanku bertambah. Aku semakin kewalahan. Burnout.

Merasa gak bisa menahan semua beban emosi ini sendirian, akhirnya aku jadi banyak mengeluh ke teman-temanku. Oversharing. Sampai akhirnya aku sadar bahwa hal ini gak sehat buat aku dan temanku. Aku merasa jadi semakin negatif, tidak mandiri, dan kesulitan membuat keputusan sendiri. Teman-temanku sih bilang “ngeluh aja, gapapa, aku dengerin kok” tapi lama-lama aku jadi ngerasa gak enakan aja. It feels wrong. Takut malah jadi mentransfer emosi negatif ke orang lain.

Karena itulah aku memulai journaling.

 

Mengenal Journaling untuk Hidup yang Lebih Mindful

Journaling adalah proses menulis catatan pribadi tentang berbagai aspek kehidupan, dari perasaan dan pemikiran hingga rencana dan tujuan. Melalui journaling, kita dapat lebih sadar akan momen-momen dalam hidup kita, memahami pola pikir dan perasaan, serta merespon dengan lebih bijak. Mindfulness, atau kesadaran penuh, adalah kemampuan untuk berada di sini dan sekarang, dan journaling adalah salah satu cara yang efektif untuk mencapai itu.

Jenis-jenis Journaling

Ada berbagai jenis journaling yang bisa kita coba, tergantung pada kebutuhan dan tujuan kita:

1. Gratitude Journaling

Menulis tentang hal-hal yang kita syukuri setiap hari. Ini membantu kita fokus pada aspek positif dalam hidup.

2. Reflective Journaling

Menggali lebih dalam pengalaman sehari-hari dan perasaan yang kita alami, serta merenungkannya untuk pemahaman yang lebih dalam.

3. Bullet Journaling

Sistem yang lebih terstruktur untuk mencatat tugas, rencana, dan catatan harian menggunakan bullet points.

4. Art Journaling

Menggabungkan seni visual seperti menggambar atau melukis dengan tulisan untuk mengekspresikan diri.

5. Prompt Journaling

Menggunakan pertanyaan atau kalimat pemicu untuk memulai tulisan, yang bisa membantu merangsang pemikiran dan refleksi.

Manfaat Journaling

Journaling memiliki banyak manfaat, baik untuk kesehatan mental maupun kesejahteraan secara keseluruhan:

1. Mengurangi Stres

Dengan menulis tentang perasaan kita, kita bisa meredakan stres dan melepaskan emosi yang terpendam.

2. Meningkatan Self-awareness

Journaling membantu kita lebih mengenali diri sendiri, memahami emosi, pola pikir, dan reaksi kita terhadap situasi tertentu.

3. Pengelolaan Emosi yang Lebih Baik

Menulis tentang perasaan dan pengalaman membantu kita untuk memproses emosi dengan lebih baik dan merespon situasi dengan lebih bijak.

4. Meningkatkan Fokus dan Produktivitas

Dengan mencatat rencana dan tujuan, kita dapat lebih fokus dan produktif dalam menjalani hari.

Bagaimana Journaling Membantu Aku Lebih Mindful dan Meningkatkan Well-being-ku

Lebih Mindful dengan Journaling

Ketika pertama kali disarankan untuk menulis jurnal, aku merasa skeptis. Apa iya efeknya bisa se-powerful itu sehingga dapat mengubah hidup seseorang sebagaimana yang di elu-elukan para influencer di media sosial.

Ya. Journaling does help me a lot.

Mungkin gak se-hiperbolis “mengubah hidup”, hanya saja bagiku, journaling membantu aku mengelola emosi dan perasaanku. Membantu aku untuk tetap “waras”.
Kalau sebelumnya aku apa-apa mengeluh ke temanku, sekarang aku jadi mengeluh di jurnalku. Aku memutuskan menahan diri dan memilah-milah mana yang boleh dan tidak boleh aku bagi ke orang lain. 

Kalau sebelumnya aku sering kewalahan dengan pekerjaan, sekarang aku mulai break down satu per satu hal-hal apa yang harus aku prioritaskan di jurnalku. Perencanaan yang jelas membantu aku perlahan keluar dari situasi burnout yang aku alami.

Kalau sebelumnya aku selalu nanya sana sini sebelum membuat keputusan, sekarang aku mulai lebih percaya diri menentukan keputusanku sendiri. Meluangkan waktu untuk lebih banyak berdialog dengan diri sendiri ternyata memberikanku keberanian untuk memutuskan sesuatu berdasarkan pertimbanganku sendiri.

Jadi, gimana, tertarik untuk mulai journaling juga?

34 Comments

  1. Udah mulai rajin ngejournal di app Goodnotes, memang sangat membantu loh biar hidup lebih tertata. Jangan sampe sibuk ngerapihin jurnal, padahal yang berantakan mindset nya.

  2. Kalau aku termasuk yang gak konsisten ketika nge-jurnal. Padahal udah disiapin tu baik jurnalnya hingga printil2annya atau aplikasinya. Paling banter sepekan cuma bertahannya, bis tu dah lah. Gitu terus dari esde dulu

  3. Journaling itu seruuuu, kita bisa lebih aware sama isi kepala dan respon tubuh kita. Dan akhirnya kita semakin mapan dalam mengelola emosi.

    Untuk yg merasa sulit untuk memulai journaling dalam bentuk 'curhat panjang' , bisa mulai dalam bentuk journaling mengenai ringksan hidup dalam sehari atau seminggu yang ditulis dalam 1 kalimat.
    Biar aktivitasnya makin menyenangkan, masukkan tulisan itu ke dalam toples dan buka di akhir bulan.
    Kadang tulisannya bisa bikin kita ketawa sambil geleng-geleng kepala wkwkwk

  4. Mungkin saya sedikit ketinggalan dengan kata² baru yang lebih keren penyebutannya, tetapi hal ini sudah saya lakukan sejak duduk di bangku sekolah. Dulu, saya menulisnya di buku khusus. Memang terasa, sih, sekarang mengeluh bukanblagi hal yang sering saya lakukan. Karena semakin sering mengeluh, semakin banyak beban hidup yang terasa.

  5. Sebenarnya journaling sederhana sudah kita lakukan lewat dear diary, bener gk sih kak? Hanya saja ini lebih terstruktur, dengan bentuk yg terarah dan bermanfaat. Jadi gak sekedar curhat aja. Jadi insight baru ni, gumawoo kakaaaa

  6. Aku senang journaling karena merasa dengan ini aku lebih 'sadar' dan tertata, bahkan journaling yang sederhana. Btw, aku kenal teman yang dia bukan hanya suka journaling-nya tapi juga memperindah jurnalnya, seneng banget liatnya

  7. Menarik banget ya pas baca ternyata sengaruh itu buat ningkatin produktivitas. Aku jadi pengen mulai rutin journaling juga supaya lebih mindful setiap hari.

  8. iya ya bener juga. lagi nyobain bisa hidup lebih mindfullness eh ketemu tulisan ini. biasanya yg uda mulai aku coba untuk bisa mindful itu stop dengerin musik pas lagi perjalanan pulang. alhamdulillah perjalanan bawa kendaraan gak jadi autopilot lagi deh.

  9. Aku juga gak rutin kak. Ketika butuh aja. Kalau bisa ngomong itu jurnal pasti udah bilang, "waktu susah aja lu nyariin gua, giliran happy gua ditinggalin." wkwk

  10. Iya benar. Kadang suka gak mindful sama realita dan keadaan. Journaling bantu untuk lebih sadar diri ya ga sih. Siapa temannya yang suka mempercantik jurnal itu kak? Pasti estetik banget tuh.

  11. Aku juga mulai mengurangi musik dan berusaha bertahan dengan kebosanan. Selama ini selalu mendistrak pikiran sendiri dengan musik ataupun podcast. Sampai akhirnya jadi sadar aku sering autopilot dan gak benar-benar "hadir" di keseharianku sendiri. Jadi sekarang berusaha belajar menikmati kekosongan dan kebosanan pikiran sendiri yang tiba-tiba sunyi.

  12. Dulu rutin banget nulis jurnaling versi dear diary aja. Sekarang sejak udah kerja, jadi gak pernah terpegang lagi deh menulis jurnaling lagi. Padahal pas baca lagi tuh seru banget

  13. Ini kek jaman aku SMP kali yaa, nulis di buku diari.
    Iya sih dulu kalo marah atau kecewa sama orang lain yang dicoret ya buku. Nulis sambil emosi sampe diarinya koyak. Dan emang ngefek, abis tu lega,,, asal jangan nampak lagi orang yang bikin kesal, hahaa

    Hmmm bole juga diulang yaa, kalo sekarang istilahnya journaling. Oke sippp

  14. Aku dari SD dulu suka sekali mendokumentasikan perasaanku ke dalam tulisan, ternyata itu yang membuatku sangat tertarik ke dunia menulis dan menjadikan ini sebagai profesi yang bisa menafkahi keluarga. Menulis bagiku adalah therapy, journaling bagiku adalah energi. Saat membuat coretan-coretan indah di buku diary, menempelkan stiker atau menggambar apapun, aku merasa sangat menikmatinya. Tapi setelah punya anak, aku tidak sempat melakukan hhobiku ini karena aku sudah terlalu lelah. Bahkan syaraf tanganku sudah tidak kuat lagi menulis dan memegang pulpen dalam beberapa kalimat sudah terasa kebas. Huhu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *